Agroplus – Kabar baik datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat tren penurunan harga beras di berbagai daerah di Indonesia. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras terus menyusut. Penurunan ini diyakini sebagai hasil koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Amalia menjelaskan, jika pekan lalu masih ada 50 kabupaten/kota yang mencatat kenaikan harga beras, kini angkanya turun menjadi 39. "Ini menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan oleh Kemendagri dan pemerintah daerah cukup efektif dalam menekan harga beras," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 di Jakarta, Senin (17/11). Secara nasional, harga rata-rata beras saat ini berada di level Rp 15.256 per kilogram.

Namun, di balik tren positif ini, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Beberapa daerah di Papua, seperti Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Pegunungan Bintang, masih mencatat harga beras yang sangat tinggi. Bahkan, di Kabupaten Intan Jaya, harga beras mencapai Rp 54.772 per kilogram.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto, mengakui adanya disparitas harga yang signifikan di wilayah timur Indonesia. Ia menegaskan bahwa stok Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) masih sangat mencukupi untuk melakukan intervensi harga.
"Hingga 14 November 2025, kita masih memiliki stok SPHP sekitar 904.742 ton. Stok ini harus segera didistribusikan kepada masyarakat, terutama di wilayah Papua dan Papua Barat, agar tekanan harga bisa segera diatasi," kata Andriko. Ia menambahkan bahwa realisasi penyaluran beras SPHP di Papua dan Papua Barat baru mencapai 16,11 persen dari target 87 ribu ton.
Bapanas berjanji akan memprioritaskan penyaluran beras SPHP ke wilayah timur untuk operasi pasar, pasar murah, dan berbagai intervensi lainnya. Tujuannya adalah agar harga beras di wilayah dengan tingkat disparitas tertinggi bisa segera turun dan terjangkau oleh masyarakat.
Reporter: Supianto