Agroplus – Keluhan petani di Desa Sumberjo, Jombang, Jawa Timur, terkait harga gabah kering panen (GKP) yang anjlok di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) telah sampai ke Kementerian Pertanian (Kementan). Petani setempat mengaku hanya menerima harga Rp 5.000 per kilogram dari tengkulak, jauh di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram. Kondisi ini membuat Kementan bergerak cepat.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk segera menyerap gabah petani di Jombang. "Kami sudah menginformasikan ke Bulog setempat agar segera turun dan membeli gabah petani sesuai HPP," ujar Arief. Ia menambahkan, laporan awal menunjukkan permasalahan di Desa Sumberjo sudah ditangani.

Arief menegaskan komitmen pemerintah untuk melindungi petani dengan membeli gabah sesuai HPP Rp 6.500 per kilogram untuk semua kualitas. "Petani tidak perlu menjual gabah di bawah harga tersebut, karena Bulog siap membeli sesuai HPP," tegasnya. Kebijakan ini, menurut Arief, merupakan komitmen Presiden dan bertujuan menjaga stabilitas harga di tingkat petani serta ketersediaan stok beras nasional.
Arief juga menyampaikan bahwa serapan gabah oleh Bulog saat ini meningkat drastis, mencapai 2.000 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia berharap agar masyarakat dan petani segera melaporkan jika menemukan kasus penjualan gabah di bawah HPP kepada Bulog setempat. "Pemerintah berkomitmen untuk membeli gabah sesuai harga yang telah ditetapkan dan mencegah kerugian petani," pungkas Arief. Dengan langkah cepat ini, diharapkan permasalahan harga gabah di Jombang dapat segera teratasi dan kesejahteraan petani terjamin.