Agroplus – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan: petani Indonesia berperan penting dalam penurunan harga beras global. Pernyataan ini disampaikan Amran dalam konferensi pers seusai menerima kunjungan Duta Besar Belanda dan Yordania di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.
Menurut Amran, harga beras dunia pernah mencapai angka fantastis, 460 dolar AS per ton, terutama saat Indonesia masih bergantung pada impor. Namun, seiring peningkatan produksi dalam negeri, harga tersebut anjlok hingga sekitar 390 dolar AS per ton. "Dulu harganya 460 dolar per ton ketika kita masih banyak mengimpor. Sekarang, saat kita tidak mengimpor, harga turun menjadi 390 dolar per ton. Artinya, Indonesia memiliki pengaruh terhadap harga beras dunia," tegas Amran.

Lebih lanjut, Amran menekankan kontribusi petani Indonesia tak hanya untuk ketahanan pangan nasional, tetapi juga meringankan beban konsumen beras global. "Jadi petani Indonesia berjasa pada konsumen beras dunia. Logis kan? Petani Indonesia berkontribusi pada demand beras atau konsumsi beras dunia. Karena menurunkan harga," tambahnya.
Amran mencontohkan kondisi dua tahun terakhir saat Indonesia masih mengimpor beras dalam jumlah besar. "Dulu kita impor cukup besar, terutama dua tahun terakhir. Tapi sekarang, kalau kita tidak impor, stok dunia kan jadi lebih banyak. Maka harga turun. Berarti, petani adalah pahlawan pangan kita sekarang," ujarnya.
Kementan, lanjut Amran, berkomitmen untuk tidak mengimpor beras tahun ini. Hal ini didukung stok beras nasional yang mencapai 3,7 juta ton dan diproyeksikan meningkat hingga 4 juta ton pada akhir Mei 2025, berkat penyerapan gabah oleh Perum Bulog. Amran optimistis, "Mudah-mudahan 20 hari, 15 hari sudah 4 juta ton. Tinggal 300. Kalau 20-30 ribu ton per hari, ya 10-20 hari sudah 4 juta ton. Dan itu kebahagiaan kita semua." Pernyataan ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam menjaga stabilitas harga beras dan ketahanan pangan nasional. Keberhasilan ini tentunya tak lepas dari kerja keras para petani Indonesia yang patut diapresiasi.