Agroplus – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan distribusi jagung dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Pulau Jawa berjalan lancar. Langkah ini krusial untuk menjaga stabilitas pasokan pangan nasional, terutama menjelang panen raya jagung di NTB yang diperkirakan mencapai puncaknya pada minggu ketiga April hingga Mei 2025. Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menekankan pentingnya memperkuat jaringan transportasi laut untuk menghindari penumpukan hasil panen di pelabuhan. "Kita harus memastikan mobilisasi jagung dari NTB berjalan mulus," tegas Ketut dalam Rapat Koordinasi Distribusi Jagung daring, Sabtu (19/4).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan luas panen jagung pipilan di NTB pada Januari-Mei 2025 diperkirakan mencapai 105,2 ribu hektare, meningkat 14 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Produksi jagung pipilan kering (kadar air 28 persen) diperkirakan mencapai 1,004 juta ton, sementara produksi dengan kadar air 14 persen diproyeksikan mencapai 742,9 ribu ton. Ketut menjelaskan, Bulog menargetkan penyerapan 78 ribu ton jagung dari NTB, namun peran swasta sangat dibutuhkan untuk menyerap dan mendistribusikan sisa produksi, terutama ke Jawa Timur, pusat industri peternakan unggas.

Bapanas mengapresiasi langkah cepat Gubernur NTB dan kepala daerah lainnya dalam mengedukasi petani agar tidak memanen jagung sebelum usia 115 hari, serta menyediakan gudang untuk Bulog dan memastikan kelancaran jalur transportasi di tujuh pelabuhan di NTB. Harga rata-rata jagung pipilan kering di tingkat produsen NTB per 18 April 2025 tercatat Rp 4.222 per kilogram, dengan harga terendah di Bima (Rp 4.000/kg).
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani, menambahkan bahwa PT Pelindo siap mempercepat bongkar muat jagung di pelabuhan NTB. Upaya ini bertujuan mengatasi kendala antrean pengiriman yang pernah terjadi. "Percepatan distribusi dan efisiensi biaya sangat penting agar petani tetap untung dan pelaku usaha di Jawa bisa mendapatkan bahan baku pakan ternak dengan harga terjangkau," jelas Rachmi. Ia juga menyampaikan bahwa rancangan Instruksi Presiden (Inpres) tentang penyerapan produksi jagung dalam negeri tengah dalam proses pengesahan di Kementerian Sekretariat Negara. Inpres ini diharapkan dapat mendorong daya serap dan menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung petani jagung lokal.