Agroplus – Kabar baik datang dari sektor pertanian Indonesia! Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dengan tegas menyatakan bahwa kondisi pangan nasional saat ini berada dalam tren positif. Pernyataan ini disampaikan saat meninjau langsung Gerakan Pangan Murah (GPM) di Pasar Palembang Jaya Km 5, Sumatera Selatan, bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.
Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, harga sejumlah komoditas pangan utama terpantau stabil, bahkan menunjukkan penurunan. Mentan Amran menjelaskan bahwa penurunan inflasi nasional dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen (year on year) menjadi salah satu indikasi positif dari stabilitas pangan yang terjaga.

Pemerintah terus berupaya keras untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok, terutama beras, melalui program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang menjangkau berbagai daerah. "Kita lakukan operasi pasar besar-besaran, kita siapkan 1,3 juta ton. Dan bahan pokok yang dijual di GPM harganya lebih terjangkau bagi masyarakat," ungkap Mentan Amran.
Penurunan inflasi ini tak lepas dari peningkatan produksi dalam negeri. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional mengalami kenaikan lebih dari 3 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Estimasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) bahkan mencatat bahwa produksi beras Indonesia pada musim tanam 2025/2026 diperkirakan mencapai 35,6 juta ton.
"Tahun lalu kita masih impor beras hampir 4 juta ton. Namun, tahun ini, dengan stok yang melimpah lebih dari 4 juta ton, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa impor," tegas Mentan Amran.
Mendagri Tito Karnavian menambahkan bahwa penurunan inflasi juga didorong oleh langkah pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan. Komoditas pangan, terutama cabai rawit, menjadi penyumbang utama penurunan inflasi.
Stok beras sebagai komoditas pangan utama rakyat juga berada dalam kondisi aman dengan distribusi yang berjalan lancar melalui Bulog. Program SPHP memungkinkan masyarakat untuk memperoleh beras dengan harga yang lebih terjangkau.
"Beras ini komoditas rakyat yang utama. Stoknya cukup banyak. Bulog sudah menjual keluar melalui SPHP dengan distribusi cukup lancar ke berbagai tempat," ujar Tito.
Mendagri Tito optimistis bahwa penyaluran 1,3 juta ton beras SPHP dapat berkontribusi dalam menstabilkan harga beras. Ia mendorong agar penyaluran ini terus ditingkatkan. "Beras SPHP ini tidak hanya murah, tapi kualitasnya bagus. Kami harapkan harga beras di beberapa daerah yang naik itu bisa turun, sementara yang sudah stabil dapat terjaga," pungkasnya.