Agroplus – Keterbatasan kapasitas gudang Bulog yang nyaris penuh menyimpan hasil panen memicu keresahan. Namun, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, atau yang akrab disapa Mas Dar, memastikan pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi jitu untuk mengatasinya. Pernyataan ini disampaikannya usai melakukan Koordinasi Nasional Penyuluh Pertanian di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kanpus Kementan), Jakarta, Sabtu (26/4).
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembangunan gudang baru sebagai solusi utama. "Presiden perintah untuk bikin gudang, betul. Gudang Bulog sekarang sudah penuh," tegas Mas Dar saat ditemui di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/5).

Langkah sementara, pemerintah menyewa gudang di luar Bulog untuk menampung beras sementara. Jika kapasitas gudang sewa juga penuh, sistem filial akan diterapkan. Sistem ini melibatkan pihak lain untuk menggiling gabah dan menyimpan beras hasil gilingan tersebut. "Jadi, nitip beras di tempat dia, namanya gudang filial," jelas Mas Dar.
Mas Dar yang juga menjabat sebagai Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog, menambahkan bahwa identifikasi daerah yang berpotensi kekurangan kapasitas gudang sedang dilakukan. "Kita lagi identifikasi daerah mana yang kemungkinan akan penuh dalam waktu dekat, butuhnya berapa, gudangnya harus dibangun di mana," ujarnya.
Pembangunan gudang baru, menurutnya, merupakan prioritas utama mengingat panen yang berkelanjutan. "Panen ini kan akan terus ada, maka kita harus bikin perencanaan kalau semua penuh maka harus bagaimana, salah satunya adalah bikin gudang baru," tambahnya. Ia menargetkan pembangunan gudang baru mampu menampung minimal 10.000 hingga 20.000 ton beras.
Pemerintah juga mengintegrasikan program pembangunan gudang dengan penguatan kelembagaan desa melalui Koperasi Desa Merah Putih. Program ini melibatkan 83.000 desa di Indonesia, dengan pembangunan gudang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing desa.
"Jika di desa pertanian, gudangnya tentu akan digunakan untuk menyimpan hasil pertanian. Kalau desa tersebut merupakan desa sayuran, maka gudangnya untuk sayuran dan buah-buahan. Di desa-desa perikanan, kita akan menyediakan tempat untuk menyimpan ikan," jelas Sudaryono.
Koperasi Desa Merah Putih diharapkan menjadi "one stop service" bagi masyarakat, menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari pupuk, obat-obatan, hingga gas LPG 3 kg dan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET). Program ini juga difungsikan untuk pendataan masyarakat miskin.
Mas Dar menekankan bahwa semua upaya ini bertujuan untuk memastikan hasil panen terserap dengan baik, mencegah harga jatuh, dan kesejahteraan petani tetap terjaga. Saat ini, stok beras Bulog mencapai hampir 2 juta ton, dan jika ditambahkan stok sisa tahun lalu, totalnya mencapai 3,6 hingga 3,7 juta ton.