Close Menu
    What's Hot

    1 Juta Hektare Kedelai? Mentan Kejar Target Pangan Gratis!

    23-11-2025 - 10.06

    Pungli Alsintan Dibongkar! Mentan Geram, Petani Jadi Korban?

    22-11-2025 - 10.06

    RI Umumkan Swasembada Beras Akhir Tahun Ini!

    21-11-2025 - 10.06
    Laman
    • Disclaimer
    • Kebijakan Privasi
    • Kontak
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    agroplus
    • Home
    • Berita
    • Pangan
    Terbaru
    • 1 Juta Hektare Kedelai? Mentan Kejar Target Pangan Gratis!
    • Pungli Alsintan Dibongkar! Mentan Geram, Petani Jadi Korban?
    • RI Umumkan Swasembada Beras Akhir Tahun Ini!
    • Gudang Bulog Era Prabowo: Lebih Cepat, Lebih Dekat Rakyat?
    • Harga Beras Turun! Tapi Papua Masih Tinggi, Kenapa?
    • Panen Raya Terancam Busuk? Mentan Amran Gercep Selamatkan Petani!
    • Kalteng Full Beras! Bapanas Jamin Harga Aman, Rakyat Senang!
    • Petani Makmur! Kementan Guyur Dana Alsintan Rp15 Triliun!
    Minggu, 23 November 2025
    agroplus
    Home - Pangan -
    Pangan

    23-10-2025 - 10.062 Mins Read
    Facebook Telegram WhatsApp Copy Link
  • RI Lampaui Swasembada Beras? Ini Kata Ekonom!
  • Petani Sumringah! Produksi Beras RI Naik Drastis
  • Gambar Istimewa : news.majalahhortus.com
  • Bye-bye Impor! RI Cetak Rekor Produksi Beras
  • Artikel Berita:

    Agroplus – Kabar gembira datang dari sektor pertanian Indonesia! Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Prof. Bustanul Arifin, menyebut Indonesia telah mencapai tingkatan ‘beyond’ swasembada beras. Pernyataan ini muncul seiring dengan keberhasilan Indonesia yang tidak lagi mengimpor beras di tahun 2025, menandai tonggak sejarah baru dalam pengelolaan pangan nasional.

    Menurut Bustanul, yang juga menjabat sebagai Presiden Asian Society of Agricultural Economists (ASAE), capaian ini bukan sekadar swasembada biasa. "Kalau melihat apa yang dilakukan pemerintah, saya kira sudah oke, tumbuh tinggi, tercapai swasembada. Saya katakan tadi ‘beyond’ swasembada," ujarnya pada Rabu (22/10).

    Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam luas panen padi selama Januari-November 2025, mencapai 10,86 juta hektare atau naik 12,08 persen. Produksi Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 57,60 juta ton, setara dengan 33,19 juta ton beras. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 4 juta ton dibandingkan tahun 2024.

    Pengakuan juga datang dari Food and Agriculture Organization (FAO), yang mencatat Indonesia sebagai negara dengan peningkatan produksi padi tertinggi kedua di dunia, dengan pertumbuhan mencapai 4,5 persen.

    Peningkatan produksi ini, menurut Bustanul, didorong oleh intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi didukung oleh penerapan teknologi modern, teknik pemupukan berimbang, serta konsep pertanian cerdas atau smart farming. "Tahun ini kita hasilkan produktivitas rata-rata sekitar 5,3 ton per hektare. Naik dibandingkan tahun 2024 sebesar 5,29 ton per hektare. Arahnya ke depan adalah pertanian presisi yaitu pertanian yang efisien dan peningkatan akan lebih tercapai," jelasnya.

    Prof. Bustanul juga mengapresiasi langkah-langkah yang diambil pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Selain peningkatan produksi, ia menekankan pentingnya upaya stabilisasi harga beras untuk memastikan akses pangan yang merata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Menanggapi hal ini, Mentan Amran terus mengintensifkan operasi pasar untuk menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga terjangkau. Pemerintah juga berupaya memperketat pengawasan harga beras hingga tingkat pengecer, melalui sinergi antar lembaga.

    Bustanul juga memberikan komentar positif terhadap kebijakan pemerintah dalam menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Ia menekankan pentingnya pendampingan dari Kementan kepada petani untuk memastikan pemupukan berimbang. "Itu kalau sudah menurunkan harga seperti itu, bagaimana kita mampu mendampingi petani untuk melakukan pemupukan yang lebih bijaksana. Istilah sekarang namanya pupuk berimbang," pungkasnya.

    Follow on Google News
    Sasmito

      gaya penulisan yang praktis dan berbasis pengalaman, Sasmito menyajikan informasi terkini tentang teknik budidaya, pasar komoditas, serta isu lingkungan pertanian. Dedikasinya untuk mendukung petani lokal menjadikan tulisannya sebagai panduan berharga bagi pelaku sektor agraris.

      Related Posts

      1 Juta Hektare Kedelai? Mentan Kejar Target Pangan Gratis!

      23-11-2025 - 10.06

      Pungli Alsintan Dibongkar! Mentan Geram, Petani Jadi Korban?

      22-11-2025 - 10.06

      RI Umumkan Swasembada Beras Akhir Tahun Ini!

      21-11-2025 - 10.06

      Gudang Bulog Era Prabowo: Lebih Cepat, Lebih Dekat Rakyat?

      20-11-2025 - 10.06

      Harga Beras Turun! Tapi Papua Masih Tinggi, Kenapa?

      18-11-2025 - 10.06

      Panen Raya Terancam Busuk? Mentan Amran Gercep Selamatkan Petani!

      12-11-2025 - 10.06
      Add A Comment
      Leave A Reply Cancel Reply

      Don't Miss
      Pangan

      1 Juta Hektare Kedelai? Mentan Kejar Target Pangan Gratis!

      Agroplus – Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah besar untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG)…

      Pungli Alsintan Dibongkar! Mentan Geram, Petani Jadi Korban?

      22-11-2025 - 10.06

      RI Umumkan Swasembada Beras Akhir Tahun Ini!

      21-11-2025 - 10.06

      Gudang Bulog Era Prabowo: Lebih Cepat, Lebih Dekat Rakyat?

      20-11-2025 - 10.06
      Top Posts

      Inpres Jaga Harga Beras, Petani Untung Besar!

      09-04-2025 - 07.38

      Harga Gabah Anjlok, Bulog Turun Tangan!

      09-04-2025 - 07.38

      Harga Pangan Terjangkau, Prabowo Puas!

      09-04-2025 - 08.22

      Rahasia Sukses Swasembada Pangan: Prabowo Ungkap Sosok Mentan yang Luar Biasa!

      09-04-2025 - 10.06
      agroplus
      © 2025 KR Network

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.