
Artikel Berita:
Agroplus – Indonesia menunjukkan taringnya di kancah pangan global! Dengan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang menembus angka fantastis 4 juta ton, tertinggi sejak 1969, Indonesia bukan lagi sekadar bermimpi tentang swasembada, tetapi tengah membangun kedaulatan pangan yang kokoh. Lonjakan stok ini menjadi bukti nyata ketahanan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim, krisis geopolitik, dan gangguan rantai pasok.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Indonesia siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia. "Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tapi sudah bicara kedaulatan," ujarnya, menggarisbawahi peningkatan produksi dan stok beras yang signifikan di saat banyak negara mengalami tekanan pangan.
Ketertarikan negara lain terhadap keberhasilan Indonesia dalam memproduksi beras terlihat dari kunjungan menteri pertanian dari berbagai negara, seperti Malaysia, Jepang, dan Chile. Mereka ingin belajar dari strategi Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu, bahkan secara terbuka mengakui kekagumannya terhadap capaian Indonesia.
Potensi ekspor beras pun terbuka lebar. Permintaan dari negara tetangga, Malaysia, tengah dipertimbangkan, dengan prioritas utama tetap pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Mentan Amran mengungkapkan adanya laporan business to business (B2B) yang meminta pasokan 24 ribu ton beras ke Malaysia.
Keberhasilan ini tak lepas dari kebijakan strategis yang digagas Presiden Prabowo Subianto, termasuk peningkatan kuota pupuk bersubsidi, reformasi sistem distribusi pupuk, dan penetapan harga gabah petani yang menguntungkan. Kebijakan ini terbukti efektif dalam mendorong peningkatan produksi beras lokal.
Data menunjukkan bahwa serapan beras lokal oleh Bulog mencapai 2,429 juta ton hingga 31 Mei 2025, melonjak 400 persen dibandingkan periode yang sama dalam lima tahun terakhir. "Dulu, angka seperti ini baru tercapai dalam waktu satu tahun. Sekarang, kita sudah mencapainya hanya dalam lima bulan," kata Mentan Amran, menggambarkan lompatan besar dalam serapan beras lokal.
Mentan Amran menegaskan bahwa lonjakan serapan ini murni berasal dari produksi dalam negeri, tanpa impor beras medium sejak awal tahun 2025. Produksi beras nasional pada periode Januari hingga Mei 2025 mencapai 16,55 juta ton, naik 11,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pengakuan atas peningkatan produksi beras Indonesia juga datang dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), yang memperkirakan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024/2025 mencapai 34,6 juta ton, tertinggi di ASEAN dan melampaui target pemerintah.
Sektor pertanian juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Data BPS mencatat sektor pertanian menyumbang 10,52 persen terhadap PDB pada triwulan I 2025, angka tertinggi sepanjang sejarah. Dengan pencapaian ini, Indonesia semakin dekat dengan swasembada beras dan melangkah menuju kedaulatan pangan yang sesungguhnya.