Agroplus – Kabar gembira bagi petani Indonesia! Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dengan tegas menyatakan bahwa era impor beras medium telah berakhir. Pernyataan ini disampaikan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 30 Juli 2025, dan diperkuat dalam wawancara di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) pada Selasa, 7 Oktober. Mentan Amran menegaskan bahwa peningkatan produksi dalam negeri telah mampu memenuhi kebutuhan beras nasional, sehingga impor beras medium tidak lagi diperlukan.
"Kalau dibandingkan tahun lalu, kita masih impor. Sekarang tidak lagi," tegas Mentan Amran.

Klaim ini didukung oleh data stok beras nasional yang mencapai 4 juta ton. Menurut Mentan Amran, keberhasilan ini merupakan buah dari kebijakan besar Presiden Prabowo Subianto yang fokus pada perubahan fundamental di sektor pertanian. Salah satu langkah kunci adalah deregulasi besar-besaran, dengan mencabut 240 aturan yang selama ini menghambat kemajuan pertanian.
Dalam kurun waktu 10 bulan, pemerintah telah menerbitkan 17 Peraturan Presiden (Perpres) dan Instruksi Presiden (Inpres) yang mengubah banyak aspek dalam pengelolaan pertanian. Penyederhanaan regulasi pupuk menjadi salah satu kunci peningkatan produksi. Jika sebelumnya petani kesulitan mendapatkan pupuk akibat birokrasi yang rumit, kini produsen pupuk dapat langsung mendistribusikan produknya kepada petani.
Kementan juga melakukan realokasi anggaran sebesar Rp 1,7 triliun untuk memperkuat sektor produktif, mulai dari penyediaan benih unggul hingga alat mesin pertanian (alsintan). Keberhasilan ini, menurut Mentan Amran, tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi lintas lembaga.
"Kita bergerak bersama Bulog, PIHC, Kemendag, ESDM, Menko Pangan, BUMN, Polri, TNI, bupati, dan gubernur. Semua berorkestra," jelasnya.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500/kg dan jagung Rp5.500/kg. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani hingga Rp113 triliun. Selain itu, pemerintah juga menekan biaya produksi melalui penerapan teknologi dan penyediaan alsintan senilai hampir Rp10 triliun.
Tidak hanya fokus pada kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga mulai memberikan kontribusi global. Buktinya, Indonesia telah mengirimkan bantuan 10.000 ton beras ke Palestina. Pemerintah juga tengah menyiapkan solusi permanen dengan mengembangkan lahan hortikultura di Kalimantan Utara untuk mendukung kebutuhan pangan Palestina.
Mentan Amran menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa Indonesia sedang menuju era kejayaan melalui sektor pertanian. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan para pelaku di dalamnya.
"Ke depan, fokus kita ada enam komoditas unggulan, yaitu kakao, kelapa, kopi, mente, pala, dan sawit, dengan nilai investasi Rp371,6 triliun dan serapan tenaga kerja 8,6 juta orang," pungkasnya. Dengan fokus pada komoditas unggulan dan investasi yang signifikan, sektor pertanian Indonesia diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.