Agroplus – Kabar gembira datang dari Kalimantan Selatan! Kabupaten Tanah Laut bersiap menjadi salah satu motor penggerak swasembada pangan nasional melalui program cetak sawah baru yang masif. Pemerintah pusat menargetkan pembukaan 30.000 hektare lahan sawah baru di Kalsel, dengan fokus utama seluas 4.056 hektare di Bumi Tuntung Pandang ini.
Langkah ini menjadi angin segar di tengah kekhawatiran alih fungsi lahan yang terus menggerus luas sawah produktif di Tanah Laut. Dengan luas baku sawah saat ini mencapai 27.115 hektare, namun Indeks Pertanaman (IP) padi masih di bawah 200, program cetak sawah rakyat diharapkan mampu meningkatkan intensitas pemanfaatan lahan secara berkelanjutan.

Untuk mendukung program ambisius ini, pemerintah telah menyalurkan 693 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) modern. Traktor roda dua dan empat, traktor crawler, rice transplanter, pompa air, hingga handsprayer siap membantu petani mengolah lahan dengan lebih cepat, efisien, dan hemat tenaga.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Sesditjen PSP), Mulyono, menegaskan bahwa mekanisasi adalah kunci keberlanjutan pertanian modern. "Dengan keterbatasan sumber daya manusia dan luasnya lahan di Tanah Laut, penggunaan alsintan menjadi solusi yang tidak bisa ditunda," ujarnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga memperkuat kelembagaan petani melalui wadah seperti Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Brigade Pangan. Tujuannya adalah agar petani dapat mengelola alsintan secara kolektif, sehingga pemanfaatannya lebih optimal dan berkelanjutan dari musim ke musim.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya telah menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat swasembada pangan. Ia menilai program cetak sawah dan optimasi lahan sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan jangka panjang.
Dengan sinergi antara program cetak sawah, mekanisasi modern, dan kelembagaan petani yang kuat, Kabupaten Tanah Laut diharapkan menjadi model pertanian berkelanjutan di Kalimantan Selatan. Pertanian yang produktif, efisien, dan berdaya saing, demi mewujudkan swasembada pangan Indonesia yang berkelanjutan.