Agroplus – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memprediksi produksi beras nasional akan mencapai angka fantastis, yakni 34 juta ton pada tahun 2025. Proyeksi menggembirakan ini disampaikan saat Rapat Kerja dengan Komite II DPD RI, Senin (15/9), di mana Mentan Amran memaparkan capaian kinerja Kementan sepanjang tahun 2025.
Optimisme Mentan didasari oleh implementasi berbagai program strategis yang dinilai telah membuahkan hasil signifikan. "Kita lihat produksi beras hingga Oktober mencapai 31 juta ton. Ini proyeksi BPS. Estimasi kita 34 juta ton di 2025," ujarnya, seraya mengapresiasi dukungan dari Komite II DPD RI.

Selain produksi yang meningkat, Mentan Amran juga menyoroti stok beras yang dikuasai pemerintah saat ini, mencapai 4,2 juta ton. Menurutnya, ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.
Sektor pertanian juga menunjukkan kontribusi positif terhadap PDB negara. Pada kuartal I tahun 2025, pertanian menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, mencapai 10,52 persen (year on year).
Kebijakan yang berpihak pada petani juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Nilai Tukar Petani (NTP) melonjak signifikan, mencapai angka 123,57. "Dulu NTP berkisar 98 hingga 106. Sekarang berada di posisi 123,57," jelas Mentan Amran.
Kementan juga terus berbenah diri secara internal. Hal ini dibuktikan dengan perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, peningkatan nilai Reformasi Birokrasi (RB), dan peningkatan Survei Penilaian Integrasi (SPI) dari KPK.
Mentan Amran menekankan bahwa semua capaian ini adalah hasil kerja keras semua pihak. Ia optimis, dengan sinergi yang baik, cita-cita swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto dapat segera terwujud.
"Capaian ini adalah hasil kerja keras bersama. Tanpa Bapak Ibu tidak mungkin tercapai. Presiden menargetkan swasembada dalam 4 tahun. Semoga tidak ada aral melintang kita dapat swasembada secepat-cepatnya," ungkapnya.
Transformasi di sektor pertanian akan terus dilakukan melalui akselerasi program strategis, mulai dari cetak sawah, optimalisasi lahan, perbaikan infrastruktur irigasi, hilirisasi pertanian, hingga penguatan internal Kementan.
"Kami komitmen untuk reformasi dari dalam dan luar. Kita bergerak bersama-sama, termasuk dengan Komite II DPD RI. Selama kami masih menjabat, kami akan terus pikirkan dan lakukan yang terbaik," pungkasnya.