
Artikel Berita:
Agroplus – Kabar gembira bagi petani dan konsumen Indonesia! Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan bahwa produksi beras nasional hingga akhir tahun 2025 diperkirakan akan surplus sekitar 3,5 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Pernyataan ini disampaikan usai membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) di Jakarta, Rabu (10/9).
Sudaryono menjelaskan bahwa proyeksi produksi beras nasional mencapai 33 hingga 34 juta ton. Angka ini memberikan harapan besar bagi ketahanan pangan Indonesia dan potensi penghentian impor beras untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri fokus pada penghitungan luas tanam, sebagai indikator potensi panen yang akan datang. "Kementan itu menghitung jumlah yang ditanam. Kalau banyak yang ditanam, maka diharapkan banyak pula yang dipanen," ujar Sudaryono. Data panen sendiri akan dihitung dan dievaluasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Peningkatan produksi beras tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor positif, termasuk penggunaan alat dan mesin pertanian modern, program pompanisasi untuk irigasi, kelancaran distribusi pupuk, kondisi cuaca yang mendukung, serta kebijakan Kementan yang berpihak pada petani. Peran pendampingan dan penyuluh pertanian juga dinilai krusial dalam meningkatkan produktivitas.
"Faktor yang sangat berpengaruh tahun ini adalah harga gabah di tingkat petani yang mencapai Rp 6.500 per kg. Ini menjadi penyemangat bagi petani untuk menanam lebih banyak," tegas Sudaryono. Harga gabah yang menguntungkan menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi, yang pada akhirnya berdampak positif pada surplus beras nasional.
Menanggapi isu impor beras yang beredar, Wamentan Sudaryono meluruskan bahwa impor yang terjadi adalah untuk kebutuhan khusus, seperti beras untuk restoran Jepang (beras Jepang) atau masakan Arab dan India (beras basmati). Jenis beras ini tidak dapat digantikan oleh beras lokal.
"Yang dimaksud tidak impor beras adalah beras medium, kita nggak impor. Kita harapkan itu bisa kita capai, dan kita tidak impor jagung juga di tahun ini. Ini sudah visi pemerintah," pungkasnya. Pemerintah berkomitmen untuk mencapai swasembada beras dan jagung demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Informasi lebih lanjut mengenai program dan kebijakan pertanian dapat diakses melalui agroplus.co.id.