Agroplus – Sebagai wujud nyata komitmen kemanusiaan, Perum Bulog siap menyalurkan 10 ribu ton beras berkualitas tinggi untuk membantu meringankan beban masyarakat Palestina. Bantuan ini merupakan hasil dari penyerapan gabah petani lokal, menunjukkan sinergi antara dukungan kemanusiaan dan pemberdayaan sektor pertanian dalam negeri.
Beras bantuan ini telah disiapkan dengan cermat di bawah koordinasi pemerintah pusat. Wakil Pemimpin Bulog Wilayah DKI Jakarta dan Banten, Rizky Puspitasari Umagaf, menegaskan kesiapan Bulog saat meninjau langsung stok beras di gudang Bulog Sunter, Jakarta Utara. "Kami siap kapan pun menerima arahan dari pemerintah untuk segera mengirimkan bantuan ini," ujarnya.

Peninjauan gudang juga melibatkan pejabat dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Luar Negeri. Mereka memastikan kualitas beras yang akan dikirim memenuhi standar mutu yang tinggi. Bantuan ini bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog, dan penyalurannya mengikuti Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2025 tentang penggunaan CBP untuk bantuan luar negeri.
Rizky menjelaskan bahwa beras yang disalurkan merupakan hasil penyerapan pada Mei 2025, bagian dari keberhasilan Bulog menyerap 3 juta ton beras dalam negeri tahun ini. "Kualitasnya sangat baik, karena ini juga membawa nama baik Indonesia dalam misi kemanusiaan," tegasnya.
Inisiatif ini merupakan kelanjutan diplomasi pangan dan solidaritas Indonesia, menyusul kunjungan Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer S, ke Indonesia pada Juni 2025. Pertemuan tersebut membahas kerja sama kemanusiaan dan pertanian antara kedua negara.
Bulog, sebagai BUMN strategis di bidang pangan, membuktikan kemampuannya dalam mengelola logistik berskala nasional dan internasional. Dengan jaringan gudang yang luas dan sistem pengawasan mutu yang ketat, Bulog menjadi ujung tombak dalam penyaluran pangan, baik di dalam maupun luar negeri.
"Bantuan ini bukan hanya soal pangan, tapi juga pesan solidaritas. Indonesia ingin menunjukkan bahwa kita hadir untuk kemanusiaan, dan Bulog siap menjadi perpanjangan tangan negara dalam mewujudkannya," pungkas Rizky.
Langkah strategis ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam diplomasi global berbasis kemanusiaan. Diharapkan, pengiriman bantuan ini dapat segera terealisasi setelah seluruh proses administrasi, sertifikasi mutu, dan logistik selesai dipersiapkan.