Agroplus – Indonesia tengah menjadi sorotan dunia berkat keberhasilannya meningkatkan produksi padi. Sukses ini bahkan menarik perhatian negara-negara lain yang tengah berjuang mengatasi krisis beras, seperti Malaysia dan Jepang. Mereka kini ingin belajar dari keahlian Indonesia dalam bidang pertanian.
Baru-baru ini, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu, secara khusus mengunjungi Menteri Pertanian Indonesia, Andi Amran Sulaiman. Pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama pertanian, terutama dalam hal pertukaran teknologi. Datuk Seri memuji kemajuan Indonesia dalam penerapan teknologi pertanian modern yang mampu mendongkrak produktivitas padi hingga dua kali lipat per hektar.

Malaysia, yang ketergantungannya pada impor beras masih tinggi (hanya mampu memenuhi 40-50% kebutuhan nasional), berharap Indonesia dapat membantu meningkatkan produksi beras dalam negeri. Bantuan tersebut meliputi transfer teknologi dan peningkatan kapasitas petani lokal. "Kemarin negara sahabat, Malaysia datang meminta bantuan, sebagai kakak tertua katanya," ungkap Mentan Amran saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Tidak hanya Malaysia, Jepang pun akan segera mengirimkan delegasi untuk menjajaki kerja sama serupa. Mentan Amran mengungkapkan, "Minggu depan Jepang ke sini, ingin mempelajari bagaimana meningkatkan produktivitas di lahan seperti ini (lahan rawa)."
Kunjungan tersebut bertepatan dengan penanaman padi di lahan rawa di Sumatera Selatan. Melalui penerapan teknologi pertanian, khususnya manajemen air yang efektif, indeks pertanaman (IP) lahan tersebut berhasil ditingkatkan dari 100 menjadi 200. "Irigasi, ini kata kuncinya water management. Irigasi yang paling baik kita pakai. Ini diperbaiki, dioptimalisasi, kemudian dirawat," jelas Amran.
Program optimalisasi lahan di Sumatera Selatan telah mencapai 105.000 hektar sawah, dengan potensi pengembangan hingga satu juta hektar. "Ini sebenarnya rawa, tempat buaya. Alhamdulillah, dengan program kita, sudah menjadi 105.000 hektare. Tapi, potensinya satu juta hektare. Kalau dua tahun selesai, di sini saja bisa mengalahkan Jawa Timur," tegas Amran.
Keberhasilan ini juga ditopang oleh stok beras nasional yang melimpah. Saat ini, stok beras mencapai 3,3 juta ton dan diperkirakan meningkat menjadi 4 juta ton bulan depan. "Sekarang stok kita, di jam ini 3.364.800 ton per jam ini. Perkiraan tadi pagi 49.000 ton satu hari. Perkiraan masih ada 8 hari (nambah) 400 (ribu ton), bisa 1,3 sampai 1,7 juta ton beras dalam negeri," kata Amran. Amran optimistis stok beras akan mencapai 3,5 hingga 4 juta ton pada awal Mei 2025, angka tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.