Agroplus – Kabar gembira datang dari sektor pertanian! Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengusulkan peningkatan target serapan beras dalam negeri menjadi 4,5 juta ton. Usulan ini muncul setelah melihat realisasi serapan beras yang luar biasa dalam semester pertama tahun 2025.
Pemerintah sendiri tak menyangka bahwa target awal 3 juta ton hampir tercapai hanya dalam enam bulan. Hingga awal Juli, angka serapan sudah menyentuh 2,7 juta ton, dan yang lebih menggembirakan, musim panen kedua akan segera tiba.

Mentan Amran menjelaskan bahwa capaian ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Biasanya, untuk mencapai angka serapan tersebut, dibutuhkan waktu satu tahun penuh. "Serapan beras kita sampai Juni ini itu 2,6 juta ton, yang dulunya satu tahun hanya 1 juta ton," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR.
Melihat potensi yang ada, Mentan Amran mengusulkan revisi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi peningkatan target serapan beras.
"Kami butuh dukungan karena target kita hanya 3 juta ton, tapi di luar prediksi, serapan beras tahun ini bisa mencapai 3 juta ton. Posisi sekarang sudah hampir 2,7 juta ton, berarti tinggal 300 ribu ton lagi," jelas Mentan Amran.
Jika revisi Inpres tidak segera dilakukan, dikhawatirkan Bulog tidak dapat lagi melakukan pembelian beras dari petani, padahal musim panen kedua akan segera dimulai. "Mungkin nanti akan kami masukkan kesimpulan bahwa Inpres harus diubah lagi, dengan usulan tambahan target serapan menjadi 4,5 juta ton," tambahnya.
Dengan tambahan stok beras hasil pengadaan dari luar negeri sebanyak 1,7 juta ton sejak awal tahun, stok beras pemerintah saat ini mencapai 4,3 juta ton. "Dulu, bahkan pernah memiliki stok awal 2 juta ton, tapi tidak pernah mencapai 3 juta ton. Itu terjadi pada tahun 2013. Nah, ini menjadi kesyukuran kita karena stok kita kini aman," ungkap Mentan Amran.
Namun, peningkatan serapan beras juga menimbulkan tantangan baru. Perum Bulog saat ini menyewa gudang dengan kapasitas 1,2 juta ton, dan hampir seluruhnya sudah terisi. Selain beras, pemerintah juga melakukan penyerapan jagung.
"Ke depannya, mungkin akan dibutuhkan tambahan gudang karena jagung kita belum terserap optimal. Terakhir, penyerapan jagung baru mencapai sekitar 60 ribu ton dari target 1 juta ton," pungkas Mentan Amran.