Agroplus – Kabar gembira untuk konsumen! Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digencarkan pemerintah kini semakin mudah diakses. Beras SPHP telah membanjiri pasar tradisional dan modern, menjanjikan harga yang lebih bersahabat di tengah fluktuasi harga beras.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga beras. "Beras SPHP sudah tersedia di semua lokasi sesuai petunjuk teknis. Pasar tradisional dan modern sudah dipenuhi, termasuk outlet BUMN," ujarnya, Kamis (21/8).

Hingga 20 Agustus 2025, penyaluran beras SPHP telah mencapai 44,8 ribu ton untuk periode Juli-Desember. Jika ditotal dengan penyaluran sebelumnya, total kumulatif mencapai 226 ribu ton, setara 15% dari target tahunan 1,5 juta ton. Pemerintah menargetkan penyaluran 1,3 juta ton beras SPHP hingga akhir tahun ini.
Arief menekankan pentingnya pengawasan distribusi agar tepat sasaran. Pengecer kini wajib mendaftar dan memesan beras SPHP melalui aplikasi Klik SPHP. "Untuk ritel modern, jangan sampai stoknya habis. Jual maksimal Rp 12.500 per kilo (Zona 1). Jika kualitas kurang baik, segera tukar, jangan jual barang jelek," tegasnya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengapresiasi upaya Bapanas dan Bulog dalam menstabilkan harga beras. "Harga beras relatif stabil berkat intervensi beras SPHP. Ini membuat harganya stabil," ujarnya. Stabilitas harga beras krusial untuk menjaga daya beli masyarakat dan kesejahteraan petani.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, memastikan ketersediaan beras SPHP di berbagai kanal distribusi. "Beras SPHP sudah ada di ritel modern dan gerai BUMN. Masyarakat tidak perlu khawatir, stok 1,3 juta ton sangat cukup," jelasnya. Bulog menargetkan penyaluran 7 ribu ton beras SPHP per hari.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas harga beras dan memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.