Agroplus – Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memberikan tekanan kepada Perum Bulog untuk meningkatkan secara signifikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Zulhas menargetkan Bulog menyalurkan 10 ribu ton beras SPHP per hari, sebuah peningkatan drastis dari angka penyaluran saat ini.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap fluktuasi harga beras yang meresahkan masyarakat. Zulhas menekankan pentingnya penyaluran difokuskan pada provinsi-provinsi dengan tingkat konsumsi tinggi seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. "Tolong Pak Kabulog, cepat! 10 ribu ton per hari itu masih kurang, idealnya bisa mencapai 300 ribu ton per bulan," tegas Zulhas saat konferensi pers bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Dirut Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu (13/8).

Target penyaluran beras SPHP yang ditetapkan pemerintah mencapai 1,3 juta ton hingga Desember 2025. Namun, realisasi penyaluran saat ini baru mencapai 2.500 ton per hari, jauh dari harapan. Zulhas menyebutkan bahwa peningkatan penyaluran ini krusial sambil menunggu momen "gaduh panen" yang diperkirakan terjadi pada September mendatang. "Kita masih menunggu ‘gaduh panen’. Setelah itu, pasokan beras akan mulai melimpah," jelasnya.
Untuk mempercepat proses penyaluran, Zulhas menyarankan agar Bulog langsung memasok beras SPHP ke pasar-pasar tradisional. Ia menilai, mekanisme bazar akan memakan waktu lebih lama. "Pasar sudah memiliki sistem distribusi yang mapan. Jadi, pasar harus menjadi prioritas utama untuk penyaluran SPHP," ujarnya. Zulhas menambahkan, berdasarkan pantauannya di lapangan, pasokan SPHP belum merata di beberapa pasar. "Saya keliling ke beberapa pasar, SPHP-nya belum sampai. Perlu waktu untuk persiapan," pungkasnya. Pemerintah berharap langkah ini dapat segera menstabilkan harga beras dan meringankan beban masyarakat.