
Artikel Berita:
Agroplus – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menginstruksikan Perum Bulog untuk menjaga keseimbangan antara penyerapan dan penyaluran beras, memastikan stok akhir tahun berada dalam rentang ideal 1,5 hingga 1,8 juta ton. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya pengelolaan stok yang efisien agar tidak membebani Bulog dengan biaya penyimpanan dan menjaga kualitas beras.
Arief menjelaskan bahwa penugasan 3 juta ton setara beras kepada Bulog tahun ini merupakan satu paket dengan penyalurannya. "Kita mesti upayakan terus supaya Bulog dapat mengeluarkan stoknya secara konsisten," ujarnya dalam keterangan resmi. Stok yang terlalu besar, seperti 2,5 hingga 3 juta ton, berisiko menurunkan mutu beras dan meningkatkan biaya bunga bank. Idealnya, gudang Bulog harus siap menampung hasil panen raya pada Maret dan April.
Bapanas mencatat bahwa tahun 2024 menjadi tahun penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terbesar dalam lima tahun terakhir, mencapai 3,4 juta ton dengan stok akhir tahun 1,8 juta ton. Hal ini berkontribusi positif pada pengendalian inflasi pangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi pangan tertinggi pada Maret 2024 sebesar 10,33%, namun terus menurun hingga mencapai 0,12% di akhir tahun.
Per 8 September 2025, stok beras Bulog mencapai 3,97 juta ton dengan realisasi penyerapan setara beras 2,98 juta ton atau 99,52% dari target. Penyaluran CBP mencapai 734,5 ribu ton melalui program bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Untuk memaksimalkan penyaluran, Bapanas membuka tujuh jalur distribusi, termasuk instansi pemerintah, pasar rakyat, dan ritel modern.
Pemerintah telah memberikan dana Rp 16,6 triliun kepada Bulog melalui skema Operator Investasi Pemerintah (OIP) tahun ini, dan akan menambah alokasi Rp 22,7 triliun pada 2026. "Ini untuk stok beras untuk pemerintah. Lalu kita juga sedang diskusi apakah boleh dari CBP di konversi ke komersial, sehingga bisa dibeli penggiling padi secara komersial. Jadi penyaluran bisa lebih cepat," kata Arief.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menyoroti perlunya pembenahan alur distribusi stok CBP Bulog. Ia juga memastikan masyarakat dapat menukarkan beras Bulog yang berkualitas kurang baik. "Sekarang kan memang lagi hits lah soal masalah beras yang kemudian mengatakan langka dan segala macamnya. Kemudian Bulog yang telah menyetok Beras sampai mencatat sejarah 4,2 juta ton, (lalu) alur distribusinya seperti apa? karena kendalanya sampai sekarang adalah Bulog kesulitan melakukan operasi pasar atau sejenisnya. Nah ini yang harus kita benahi bersama," ucap Alex.
Alex menambahkan, "Tentang jeleknya beras, kalau jelek saya tadi dapat informasi dari Kepala Badan Pangan Nasional dan Dirut Bulog, itu kalau (masyarakat) ada yang jelek, bisa dikembalikan, bisa ditukar kok. Saya rasa pasti ada yang namanya beras disimpan dan pasti ada yang cacat atau ada yang mutunya turun. Tapi dalam hal ini, pemerintah terbuka untuk kemudian penerimanya menukarkan yang tidak layak."