Agroplus – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan pentingnya peran Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata. Hal ini disampaikan saat pengukuhan Pengurus Pusat Perhimpi periode 2024-2029 di Jakarta, Kamis (21/8).
Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Dewan Pelindung Perhimpi, menekankan bahwa di tengah isu perubahan iklim, pertanian sangat erat kaitannya dengan cuaca. Perhimpi, sebagai organisasi yang telah berdiri selama 45 tahun, diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam penerapan inovasi dan teknologi, termasuk rekayasa cuaca, untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa rekayasa cuaca menjadi krusial karena dampaknya terhadap ketersediaan air, serta potensi serangan hama dan penyakit tanaman. Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan inovasi serta teknologi harus terus digenjot agar sektor pertanian mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan menjawab tantangan global.
"Demi memberi makan rakyat, semua inovasi, kreativitas, dan teknologi harus diterapkan dan memberikan manfaat besar bagi petani," tegas Sudaryono. Ia juga mendorong digitalisasi ilmu meteorologi pertanian agar lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, khususnya para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya.
Menurut Sudaryono, berbagai disiplin ilmu dalam pertanian, seperti meteorologi, ilmu tanah, hama, dan benih, merupakan faktor-faktor penting yang jika disinergikan akan menghasilkan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. Ia mencontohkan, petani perlu memiliki pengetahuan berbasis data dan prediksi cuaca yang akurat agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam bercocok tanam.
Ketua Umum Perhimpi periode 2024-2029, Fadjry Djufry, menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi pembangunan nasional, termasuk mendukung program Asta Cita terkait ketahanan pangan. Perhimpi, menurutnya, telah banyak mendukung program pemerintah melalui berbagai inisiatif lintas era.
Fadjry menambahkan, tantangan yang disampaikan Wamentan akan segera ditindaklanjuti, salah satunya adalah pengembangan sistem berbasis data cerdas (intelligent system) untuk mendukung pengambilan keputusan di sektor pertanian secara lebih presisi. Sistem ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi petani terkait kondisi lapangan, harga pangan, kebutuhan pupuk, dan lain sebagainya, berdasarkan data historis yang panjang. Informasi ini diharapkan bisa diakses melalui agroplus.co.id.