Agroplus – Kabar gembira datang dari sektor pertanian Indonesia! Untuk pertama kalinya dalam sejarah Perum Bulog, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menembus angka 4 juta ton. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi mendalam atas pencapaian ini, yang dianggap sebagai simbol keberhasilan kolaborasi nasional dalam memperkuat ketahanan pangan dan mensejahterakan petani.
Berdasarkan data terkini per 29 Mei 2025, Bulog telah menyerap setara 2.407.257 ton beras, sehingga total stok beras nasional mencapai 4.001.059 ton. Angka fantastis ini menjadi bukti nyata kerja keras seluruh pihak, mulai dari petani hingga pemerintah.

"Saya berterima kasih kepada seluruh petani Indonesia, Komisi IV DPR RI, TNI, Polri, Kejaksaan, pemerintah daerah, PIHC, Bulog, akademisi, pelaku usaha penggilingan, penyuluh pertanian, dan media. Semua pihak telah berkontribusi pada pencapaian cadangan beras terbesar dalam sejarah," ujar Mentan Amran.
Mentan Amran juga menyoroti peran penting Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong terobosan strategis melalui Instruksi Presiden (Inpres) yang memperkuat produksi dan mempermudah petani dalam berusaha tani. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500/kg dan penghapusan sistem rafaksi menjadi bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada petani.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional pada Januari-Mei 2025 mencapai 16,55 juta ton, meningkat 11,95% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja serapan Bulog juga mencatat rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, dengan penyerapan lebih dari 2,4 juta ton beras lokal hingga akhir Mei 2025, melonjak 400% dibandingkan rata-rata serapan dalam periode yang sama dalam 5 tahun terakhir.
"Ini menunjukkan bahwa produksi dalam negeri tidak hanya meningkat, tetapi juga diserap secara masif langsung dari petani. Langkah ini efektif memperkuat cadangan nasional dan menjaga kestabilan harga di tingkat petani," terang Mentan Amran.
Mentan Amran menegaskan bahwa pencapaian 4 juta ton bukan sekadar angka statistik, melainkan simbol kuat dari meningkatnya kesejahteraan petani dan kemandirian bangsa. Dulu, saat panen raya, harga gabah seringkali anjlok dan petani merugi. Kini, mayoritas petani bisa menjual GKP minimal Rp 6.500 per kg sesuai HPP, bahkan lebih.
Apresiasi khusus juga diberikan kepada strategi agresif jemput bola yang dilakukan oleh Bulog dalam menyerap gabah petani secara langsung. Langkah ini dinilai sangat efektif dalam memperkuat cadangan beras pemerintah dan memberikan kepastian harga serta pasar bagi petani.
Dengan kolaborasi lintas sektor yang kuat dan kebijakan strategis yang tepat sasaran, pemerintah optimistis bahwa ketahanan pangan Indonesia bukan lagi impian, tetapi realitas yang terus dibangun dan dijaga. Kesejahteraan petani pun diharapkan semakin meningkat seiring dengan keberhasilan ini.