Agroplus – Capaian produksi beras nasional tahun ini sungguh membanggakan! Menurut pengamat pertanian dari Universitas Andalas, Muhamad Makky, hal ini menandai sebuah keberhasilan monumental sektor pertanian Indonesia. Stok beras nasional yang terus meningkat, dengan stok Bulog mencapai 3,2 juta ton per 27 April 2025 dan berpotensi mencapai 4 juta ton, merupakan bukti nyata bahwa swasembada pangan semakin dekat. "Ini lompatan luar biasa! Swasembada pangan, yang selama ini menjadi cita-cita, kini semakin nyata," tegas Makky pada Senin (28/4).
Keberhasilan ini, lanjut Makky, merupakan hasil sinergi kuat antara pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pangan. Intervensi pemerintah, mulai dari peningkatan produksi di tingkat petani hingga penyerapan Bulog yang agresif dan dukungan penuh Presiden Prabowo melalui program strategis pertanian, terbukti efektif.

Apresiasi juga diberikan Makky kepada Presiden Prabowo Subianto atas kebijakannya mengizinkan ekspor beras ke negara sahabat. Keputusan ini, disampaikan Presiden saat peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatera Selatan, pada 23 April 2025. "Presiden Prabowo menunjukkan kepemimpinan yang humanis. Beliau mengizinkan ekspor beras karena produksi melimpah, bahkan berpesan agar ekspor dilakukan dengan prinsip tidak mengejar keuntungan besar, cukup menutupi biaya produksi dan distribusi," jelas Makky. Hal ini menunjukkan Indonesia kini mampu membantu negara lain.
Makky menekankan pentingnya menjaga momentum ini. Keberlanjutan produksi, kesejahteraan petani, dan stabilitas distribusi beras harus dijaga. "Swasembada pangan sudah di depan mata, Indonesia memasuki babak baru sebagai negara berdaulat di sektor pangan," ujarnya.
Lebih lanjut, Makky optimis capaian ini bahkan bisa melampaui keberhasilan swasembada tahun 1984. Program optimasi lahan dan pencetakan sawah baru di tahun 2025, serta rencana rehabilitasi lahan sawah di tahun 2026, diyakini akan semakin memperkuat ketahanan pangan Indonesia. "Tidak menutup kemungkinan, kesuksesan swasembada era 80-an akan terulang, bahkan terlampaui," pungkas Makky.