Agroplus – Program Makmur yang digagas PT Pupuk Indonesia (Persero) sejak 2021 bersama Kementerian BUMN telah menunjukkan hasil yang gemilang. Hingga kuartal I 2025, program ini telah menjangkau lebih dari 128 ribu petani di seluruh Indonesia, membentang luas di 151 ribu hektar lahan pertanian. Sukses ini merupakan bukti nyata komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional, sejalan dengan visi pemerintah.
Program Makmur tak sekadar menyediakan pupuk. Lebih dari itu, program ini memberikan pendampingan intensif kepada petani, akses terhadap input pertanian berkualitas, dan kemudahan akses pembiayaan. "Program ini dirancang untuk meningkatkan hasil panen dan membangun ekosistem pertanian modern dan berkelanjutan," jelas Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, Selasa (15/4).

Bagi Pupuk Indonesia, keberhasilan ini bukan hanya sekadar angka statistik. Ini merupakan refleksi dari upaya serius dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan memberdayakan petani. Wijaya menekankan bahwa peningkatan produktivitas tak hanya bergantung pada jumlah pupuk, tetapi juga pada pengetahuan, teknologi, dan dukungan yang tepat, termasuk cara penggunaan pupuk yang benar. "Melalui Program Makmur, kami ingin memastikan panen lebih optimal dari lahan yang sama," tambahnya.
Program Makmur bukan kerja sendiri Pupuk Indonesia. Berbagai BUMN lain turut berpartisipasi, menciptakan ekosistem pertanian yang komprehensif. Dukungan meliputi perusahaan pembiayaan, penyedia agro-input, asuransi pertanian, penyedia listrik dan irigasi, serta offtaker hasil panen. Kolaborasi ini, yang juga didukung Kementerian Pertanian, memperkuat daya saing petani dan membuka akses pasar yang lebih luas.
"Keberhasilan Program Makmur adalah buah kerja sama berbagai pihak, termasuk Kementan. Membangun pertanian yang kuat membutuhkan sinergi menyeluruh, dari pembiayaan hingga offtaker," tegas Wijaya. Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan Program Makmur ke berbagai wilayah agar manfaatnya semakin meluas.
Testimoni positif datang dari Kamaludin, petani dari Desa Leuwidingding, Cirebon, Jawa Barat. Ia merasakan langsung manfaat pendampingan teknis Program Makmur, mulai dari pengolahan tanah hingga penerapan teknologi. "Kami mendapatkan pengetahuan mengolah tanah dan teknologi," ujar Kamaludin.
Salah satu dampak positifnya adalah peralihan dari pompa BBM ke pompa listrik untuk irigasi. Hal ini menghasilkan penghematan biaya yang signifikan, dari Rp 3,6 juta per bulan menjadi hanya Rp 500-600 ribu per bulan. Selain itu, pendampingan pemupukan meningkatkan produktivitas padi dari 5 ton menjadi 6,5 hingga 7 ton per panen. "Produktivitas padi naik! Terima kasih Pupuk Indonesia dan Program Makmur," tutup Kamaludin dengan penuh syukur.