Agroplus – Kinerja sektor pertanian Indonesia tengah bersinar di tengah badai ekonomi global. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN Kita Edisi April 2025, mengungkapkan bahwa sektor pertanian menjadi penopang ekonomi nasional yang kokoh. Prestasi ini diraih di tengah gejolak ekonomi dunia, membuktikan ketahanan pangan Indonesia yang semakin kuat. Sri Mulyani menekankan keberhasilan ini sebagai hasil dari berbagai strategi pemerintah.
Salah satu kunci keberhasilan adalah penyaluran subsidi pupuk yang tepat sasaran dan cepat. Subsidi yang digelontorkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian berhasil menjangkau jutaan petani, meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan. "Tahun ini musim tanam berjalan baik, subsidi pupuk dilakukan secara dini, dan reformasi distribusi pupuk oleh Kementerian Pertanian memastikan pupuk sampai ke petani," jelas Sri Mulyani.

Selain itu, peran Bulog dalam menyerap gabah petani juga sangat krusial. Injeksi dana sebesar Rp16,6 triliun memungkinkan Bulog menstabilkan harga gabah sesuai instruksi Presiden, yaitu Rp 6.500 per kilogram. Strategi ini memastikan petani mendapatkan harga yang layak atas hasil panen mereka.
Capaian ini sungguh mengesankan. Pada April 2025 saja, Bulog berhasil menyerap 1,3 juta ton beras, melampaui rata-rata serapan tahunan tujuh tahun terakhir yang hanya sekitar 1,2 juta ton. Artinya, dalam sebulan, Bulog telah melampaui rekor serapan tahunannya! Hal ini menunjukkan peningkatan produktivitas pertanian Indonesia yang signifikan, bahkan menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil beras paling produktif di dunia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menambahkan bahwa produksi gabah nasional hingga April 2025 mencapai 13,9 juta ton (data BPS). Bulog pun telah menyewa gudang tambahan untuk menampung 1,15 juta ton beras, dengan serapan harian mencapai 51.530 ton. Stok beras nasional di gudang Bulog kini mencapai 3.256.428 ton, angka tertinggi dalam 23 tahun terakhir. "Capaian stok beras kita tertinggi selama 23 tahun, bahkan mungkin sepanjang sejarah kemerdekaan. Produksi kita juga mengalami lompatan tertinggi," tegas Amran. Keberhasilan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah, Bulog, dan petani Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.