Agroplus – Kabar gembira datang dari sektor pertanian! Produksi jagung nasional dilaporkan mengalami peningkatan signifikan sebesar 2,7 juta ton. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa lonjakan ini merupakan buah dari penyederhanaan regulasi yang memudahkan petani dalam menjalankan proses produksi. Pernyataan ini disampaikan saat panen jagung serentak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang juga dilaksanakan di berbagai provinsi lain dengan dukungan penuh dari Kepolisian Republik Indonesia.
Mentan Amran menegaskan bahwa jagung merupakan komoditas strategis bagi ketahanan pangan Indonesia. Keberhasilan panen serentak ini menjadi bukti bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai swasembada pangan. "Peningkatan produksi jagung sebesar 2,7 juta ton ini memberikan nilai tambah sekitar Rp 15 triliun yang langsung dinikmati oleh para petani," ujarnya. Selain jagung, produksi padi juga mengalami kenaikan sebesar tiga juta ton, dengan potensi surplus empat juta ton yang bernilai lebih dari Rp 113 triliun.

Keberhasilan ini, menurut Mentan, tidak lepas dari penyederhanaan regulasi dan dukungan penuh pemerintah terhadap petani. "Regulasi kita sederhanakan, sarana produksi dipermudah, dan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) terus digelontorkan. Prinsipnya sederhana, selama itu menyejahterakan petani, pemerintah akan lakukan dengan segala cara," tegasnya. Mentan Amran optimis bahwa swasembada pangan dapat tercapai lebih cepat sesuai dengan arahan Presiden.
Panen raya kali ini mencakup lahan seluas 1.788 hektare dengan estimasi hasil 7.153 ton jagung. Data dari Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan bahwa produksi jagung nasional sepanjang Januari hingga Agustus 2025 telah mencapai 11,18 juta ton. Angka ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan nasional.
Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, mengapresiasi capaian ini sebagai wujud kerja nyata bersama untuk memperkuat pangan nasional. "Panen raya hari ini bukan hanya seremonial, tetapi langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, harga yang stabil, dan kesejahteraan petani yang meningkat," ujarnya saat menghadiri panen di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menegaskan komitmen Polri untuk mendukung penuh program swasembada pangan. "Hingga saat ini, penanaman jagung telah dilakukan di lahan seluas 483.822 hektare dari total 819.081 hektare yang tersedia, dengan target akhir mencapai satu juta hektare," jelas Kapolri. Pada panen jagung kuartal ketiga, lahan seluas 166.512 hektare menghasilkan estimasi 751.442 ton. Khusus untuk panen raya kali ini, luas lahan 1.788 hektare ditargetkan menghasilkan 7.153 ton.
Polri juga menyiapkan infrastruktur penyimpanan hasil panen dengan membangun 18 gudang di 12 provinsi dengan kapasitas total 800.000 ton. "Gudang ini kami siapkan agar jagung terserap optimal oleh Bulog dan harga tetap stabil sesuai harga acuan," terang Kapolri.
Potensi besar Kalimantan Barat juga menjadi sorotan dalam panen raya kali ini. Kapolda Kalbar melaporkan bahwa produktivitas jagung di wilayahnya dapat mencapai 7-8 ton per hektare. Mentan Amran optimis bahwa Kalbar dapat menjadi salah satu daerah unggulan nasional. "Jika penanaman 374.000 hektare direalisasikan, sekali tanam bisa menghasilkan sekitar Rp 10,2 triliun. Harapan kita Kalbar menjadi terdepan untuk ekspor, sehingga pendapatan petani meningkat signifikan," pungkas Mentan. Informasi lebih lanjut mengenai perkembangan sektor pertanian dapat diakses melalui agroplus.co.id.