Agroplus – Kabar baik bagi konsumen! Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat fenomena menarik di bulan Oktober 2025, dimana 23 provinsi di Indonesia mengalami deflasi harga beras. Kondisi ini menjadi angin segar di tengah kekhawatiran inflasi yang menghantui berbagai sektor. Deflasi beras ini kontras dengan tren dua tahun sebelumnya, dimana pada periode yang sama beras justru mengalami inflasi.
Pudji Ismartini, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, mengungkapkan bahwa deflasi beras pada Oktober 2025 bahkan lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya. "Terjadi deflasi beras pada Oktober 2025 lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/11). Secara nasional, selain 23 provinsi yang mengalami deflasi, tiga provinsi mencatat harga beras yang stabil, sementara 12 provinsi lainnya masih mengalami inflasi beras.

Penurunan harga beras tidak hanya terjadi di tingkat konsumen, tetapi juga terasa di tingkat produsen. Rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2025 turun 0,54 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara rinci, beras premium mengalami penurunan harga sebesar 0,71 persen, sementara beras medium turun 0,46 persen. Di tingkat grosir, deflasi tercatat sebesar 0,18 persen, dan di tingkat eceran mencapai 0,27 persen.
Selain beras, komoditas lain seperti bawang merah, cabe rawit, dan tomat juga turut menyumbang deflasi pada Oktober 2025. Penurunan harga berbagai komoditas ini memberikan harapan baru bagi masyarakat, terutama dalam menjaga daya beli di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambut baik kabar deflasi beras ini. Menurutnya, hal ini merupakan hasil sinergi lintas sektoral dan pengawalan harga di setiap kabupaten. "Tujuan kita menurunkan harga supaya masyarakat bahagia, dan itu sudah tercapai," tegas Mentan Amran. Beliau juga menambahkan bahwa pemerintah telah membentuk tim pengawal harga di setiap kabupaten yang terdiri dari unsur Kementan, Bapanas, Bulog, serta aparat penegak hukum. Tim ini akan terus melakukan operasi pasar, terutama di daerah-daerah yang harga berasnya masih di atas rata-rata nasional.
Mentan Amran optimis bahwa sektor pertanian Indonesia berada di jalur yang benar menuju kemandirian pangan. "Ini adalah keberhasilan kita semua, bukan hanya Kementerian Pertanian, tapi seluruh anak bangsa," pungkasnya. Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga beras dan memastikan ketersediaan pasokan di seluruh wilayah Indonesia.