Agroplus – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan fakta pahit: petani di Indonesia merugi hingga Rp3,2 triliun akibat penggunaan pupuk palsu. Kerugian ini disebabkan oleh pupuk yang tidak memiliki kandungan hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga menyebabkan gagal panen.
Amran menyampaikan keprihatinannya dalam Sarasehan Nasional Dies Natalis ke-85 Fakultas Pertanian (Faperta) IPB dan Ikatan Alumni Faperta. "Bayangkan petani yang bermodal pinjaman KUR, harus menanggung kerugian besar akibat pupuk tidak berkualitas. Ini sangat menyakitkan," ujarnya, Sabtu (6/9).

Selain masalah pupuk, Mentan juga menyoroti temuan beras premium yang tidak memenuhi standar. Dari 268 merek yang diperiksa, 212 di antaranya tidak sesuai ketentuan. Kasus ini telah dilaporkan kepada pihak berwajib. "Kami tidak akan tinggal diam. Mafia pangan merugikan petani, konsumen, dan menciptakan ketidakadilan. Negara tidak boleh kalah," tegasnya.
Mentan Amran mengajak seluruh civitas akademika dan alumni IPB untuk bersatu melawan praktik mafia pangan. Menurutnya, IPB sebagai kampus pertanian terbesar di Indonesia memiliki peran strategis dalam melahirkan inovasi dan menjadi benteng moral melawan praktik kotor di sektor pangan. "IPB memiliki sejarah panjang dan melahirkan banyak tokoh besar. Kita harus bersatu memberantas mafia pangan dan memastikan pangan berpihak pada petani dan rakyat," kata Amran.
Ia menambahkan, masalah pangan yang kompleks membutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk peran nyata IPB dan alumninya. Hal ini diperlukan untuk mengatasi masalah mendasar seperti mafia pangan, pupuk, dan tata kelola agribisnis nasional. "Kalau kita bersama, saya yakin kita bisa membereskan masalah mafia pangan dan berbagai isu pertanian lainnya. Ini perjuangan kita semua," pungkasnya.
Dekan Fakultas Pertanian IPB, Suryo Wiyono, menegaskan bahwa Faperta IPB telah memberikan kontribusi penting bagi bangsa sejak kuliah perdana pada September 1940. Momentum Dies Natalis kali ini menjadi ajang untuk memperkuat dukungan terhadap peran IPB di masa kini dan masa depan. "Fakultas Pertanian memiliki nilai dasar inovasi, ketangguhan, sinergi, kepeloporan, dan kerakyatan. Dengan pemerintahan Pak Prabowo yang pro pertanian, kami berharap kontribusi Faperta IPB akan semakin nyata dan signifikan bagi bangsa," imbuhnya.