Agroplus – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung petani melalui berbagai kebijakan yang berpihak. Dukungan ini meliputi penyesuaian harga gabah, kemudahan akses pupuk bersubsidi, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta program-program pendukung sektor pangan lainnya.
"Dengan upaya yang konsisten ini, kita optimis mampu mencapai swasembada sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Momentum HUT ke-80 RI harus menjadi lompatan besar menuju kemandirian pangan," tegas Mentan Amran.

Menurut Mentan Amran, langkah-langkah ini adalah wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kesejahteraan petani. "Kebijakan ini menjadi bukti nyata keberpihakan Presiden kepada petani Indonesia," ujarnya.
Jarwanto, seorang petani asal Desa Manggis, Boyolali, merasakan langsung dampak positif dari kebijakan ini. Ia menceritakan bagaimana harga gabah yang dulu sempat anjlok hingga Rp 4.500 per kg saat panen raya, kini berangsur membaik.
"Sekarang harga gabah basah sudah bisa Rp7.500/kg. Itu jauh lebih menguntungkan petani. Saya merasakan benar perhatian Pak Presiden dan Pak Menteri Amran yang pro petani," ungkap Jarwanto.
Stabilitas harga juga dirasakan pada komoditas jagung. Jika sebelumnya harga standar hanya Rp 5.500 per kg, kini bisa mencapai Rp5.800/kg. Kenaikan ini, menurut Jarwanto, membuat petani lebih bersemangat dan optimis.
Selain harga, pemerintah juga memperkuat dukungan melalui bantuan alsintan dan pupuk bersubsidi. "Kalau dulu satu hektare hanya bisa panen 5–6 ton, sekarang bisa tujuh ton karena pompa air, kultivator, dan saluran irigasi semakin baik," jelasnya.
Kebijakan pro petani ini juga dirasakan hingga ke ujung timur Indonesia. Margo, seorang petani di Kabupaten Merauke, bersama kelompoknya mengelola 183 hektare lahan yang ditanami padi dan jagung. Mereka mendapat bantuan traktor besar, traktor kecil, hand tractor, hingga pompa air.
"Alat itu memudahkan pengolahan lahan rawa. Kami juga melakukan penangkaran benih Inpari 32 agar kebutuhan anggota kelompok tercukupi. Rata-rata hasil panen kami mencapai 4–5 ton per hektare," ujar Margo.
Meskipun curah hujan tinggi masih menjadi tantangan, Margo tetap optimistis. Baginya, perhatian pemerintah sudah sangat terasa, terutama dalam hal pembiayaan dan percepatan tanam. "Ke depan, kami berharap dukungan untuk jalan tani dan irigasi diperkuat lagi. Itu yang paling dibutuhkan agar hasil bisa lebih maksimal," tambahnya.