Agroplus – Berita mengejutkan datang dari sektor pertanian Indonesia! Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada 13 Mei 2025 mencapai angka fantastis: 3,7 juta ton! Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Bulog, sejak berdiri pada tahun 1969. Lonjakan signifikan ini menunjukkan kekuatan dan ketahanan pangan Indonesia yang semakin kokoh.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyatakan pencapaian ini sebagai buah kerja keras seluruh pihak. Mulai dari petani yang tekun mengolah lahan, pemerintah pusat dan daerah yang memberikan dukungan penuh, hingga Bulog yang aktif menyerap hasil panen di lapangan. "Ini sejarah baru bagi ketahanan pangan Indonesia," tegas Mentan Amran. "Stok beras kita mencapai 3,7 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Ini bukti nyata keberpihakan negara pada petani dan sistem pangan yang semakin kuat dari hulu hingga hilir."

Prestasi ini semakin membanggakan karena diraih di tengah tantangan global, seperti ancaman krisis pangan dunia dan peningkatan jumlah penduduk. Bulog berhasil menyerap lebih dari 2 juta ton beras dalam waktu singkat, jauh lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berkat kebijakan afirmatif pemerintah, termasuk program tambahan pupuk subsidi, penguatan alat dan mesin pertanian (alsintan), percepatan tanam, digitalisasi pertanian, dan jaminan harga pembelian gabah dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.500 per kilogram.
Rekor sebelumnya tercatat pada September 1985, yaitu 3.006.872 ton. Kini, angka tersebut jauh terlampaui, bahkan melampaui puncak cadangan beras di masa swasembada sebelumnya. Pada tahun 1984, Indonesia mencapai swasembada beras dengan jumlah penduduk 166,6 juta jiwa. Kini, dengan penduduk mencapai 283 juta jiwa, capaian stok beras tertinggi ini menunjukkan sistem pangan Indonesia yang jauh lebih kuat, efisien, dan tangguh menghadapi tekanan global.
Ketersediaan stok beras yang melimpah ini akan menjadi senjata strategis pemerintah untuk menjaga stabilitas harga di pasar dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. "Stok ini akan digunakan untuk memperkuat cadangan strategis nasional, bantuan pangan, dan potensi ekspor jika diperlukan," jelas Mentan Amran.
Pemerintah juga telah menyiapkan gudang darurat dan menambah 25.000 unit gudang prioritas di seluruh Indonesia untuk menampung hasil panen. Langkah ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN, mengungguli Thailand dan Vietnam, berdasarkan laporan United States Department of Agriculture (USDA). USDA memprediksi produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024/2025 mencapai 34,6 juta ton, meningkat 4,8% dibandingkan tahun lalu.
Pemerintah optimis tren positif ini akan berlanjut. Dengan sinergi lintas lembaga dan kebijakan tepat Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tidak hanya menuju swasembada, tetapi juga berpotensi menjadi eksportir beras di pasar global.